Langsung ke konten utama

Hello My Dream, Hello BCA and Thanks Ya Allah

Setelah lulus Kuliah, saya memberanikan diri untuk melamar di salah satu Bank Swasta ternama yaitu Bank BCA. Melalui website Bank tersebut saya mendaftar untuk menempati posisi sebagai PSPO (Program Staff Pendukung Operasi). Saya mendaftar tepatnya di akhir bulan Oktober, saya selalu membawa kemanapun Hp saya takut sewaktu-waktu ada telepon untuk interview. Sampai akhirnya saya melupakan Bank BCA dan menggubur harapan saya. Diawal bulan November, tepatnya tanggal 9 November saya mendapatkan Info untuk Psikotes PSPO BCA, Astaga mimpi yang sudah saya kubur kini bersinar kembali.

Tanggal 11 November 2015 saya melakukan psikotes, dengan hati senang saya berangkat menuju Wisma Asia diantar supir Gojek. Sesampainta disana ternyata saingan saya begitu banyak kira-kira sekitar 60 orang, dan mereka mayoritas sudah memiliki penggalaman, sempat terlintas pesimis terhadap tes ini.

Tes pertama yg saya lakukan adalah tes aritmatik, gambar bangunan, tes koran, dll. Ternyata disini tes terbagi dua, apabila mereka yg namanya disebut harus meninggalkan ruangan, dan otomatis mereka gugur di tahap tersebut. Saya cuma bisa berdoa semoga Allah memberikan yg terbaik untuk saya, dan ternyata benar Allah memberikan yg terbaik untuk saya, saya lanjut ke tahap berikutnya yaitu tes gambar dan interview dengan psikolog.

Sambil antri giliran untuk interview dengan psikolog kami disuruh mengerjakan tes gambar (gambar pohon, orang, dan 8 kotak yg kosong). Tiba giliran saya untuk interview, semua berjalan lancar sampai seorang psikolog yg meng-interview saya menanyakan soal keluarga, air mata saya mengalir tanpa henti, saya paling tidak bisa tidak menanggis apabila seseorang menanyakan tentang keluarga. Dengan wajah ramah dan baik ibu psikolog memberikan saya tisu, dan saya meminta maaf kepadanya. Sungguh itu hal yg sangat memalukan.
Selesai sudah tes tersebut dan saya disuruh menunggu kabar selanjutnya, dengan hati yg pesimis bisa lanjut ke tahap berikutnya saya pun kembali ke meja dan mengobrol dengan teman-teman lainnya.

Menurut teman-teman yang tes bersama, minimal kabar itu sekitar 3 bulan. Apabila benar, saya akan menunggu apalagi temen saya bilang lanjut atau gagalnya BCA akan memberi kabar. Setiap hari saya berharap ada kabar gembira untuk saya. Sampai akhirnya saya hanya memasrahkan diri dan berdoa jika memang rejeki dia akan tetap jadi milik saya jika tidak mungkin ada rencana terbaik dari Allah untuk saya. Sampai saya menulis cerita ini, Bank BCA belom memberikan kabar terkait tes tersebut dan saya masih setia dan sabar menanti kabar tersebut. Semoga Allah selalu mendengar doa saya, karena yg berharap saya bekerja di Bank BCA bukan hanya saya tapi papa saya, semoga saya dapat membangkan papa saya, jika memang bukan di Bank BCA mungkin saya akan meraih mimpi saya di tempat lain. Setidak sudah ada kebahagian dan kebanggan tersendiri bisa lulus di salah satu tahap tes tersebut.

RA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Menjadi Seorang Penulis

Entah sudah berapa puluh perusahaan yang gue lamar, udh berapa puluh perusahaan yg manggil gue interview, tapi gak ada satupun yg pasti. Hmmm nikmat Mu ini sungguh Indah ya Allah, sungguh melatih kesabaran ku. Entah salah dimana sampe tak satupun perusahaan yang memilih gue untuk menjadi karyawannya. Menaruh harapan besar, berpikir positif kalau Allah pasti memberikan yg terbaik untuk Hambanya ini, pernah ada Salah satu HRD di sebuah perusahaan bilang "kamu harus bersyukur, dengan keluarga kamu yg gk lengkap, tapi masih ada satu orang tua yg masih bisa jadi temen dan kamu bisa meraih S1, kamu bermimpi jadi penulis, kenapa kamu gk latih supaya tulisan mu lebih baik, saya rasa jika kamu pd dengan tulisan mu, dan terus berlatih, cita2 kamu bakal tercapai" itu lah kata2 yang bikin gue termotivasi untuk menulis lagi, setelah mengabaikan tulisan yg pernah tergores. Sekarang jadi berpikir mungkin Allah menukiskan takdir gue bukan untuk kerja di kantor, mungkin bener gue harus me

Teman dan Pak Polisi Minta Pulsa

Sebenernya si ini udah kasus lama, udh banyak juga yang mengalami kasus kaya gini, bahkan saya sempat melihat ada orang yang beli pulsa di Mini market di daerah Perumahan Kosambi dengan total pulsa Rp. 300.000. Setelah di minta untuk membayar oleh kasir, dia kaget karena dia merasa itu bukan nomor si korban, akhirnya karna pihak Mini market  juga tidak mau rugi maka sebagai jaminan hp si korban harus ditahn sebagai jaminan. Akhirnya sebuah gadget dengan gambar apel kegigit pun jadi jaminan. Sekarang kejadian itu terjadi di keluarga saya sendiri, padahal kejadian tersebut sudah saya ceritakan kepada keluarga saya tapi apadaya mungkin ini ujian akhirnya Kaka saya menjadi korban. Pukul 11.00 WIB saya mengajak kaka saya untuk menemani saya pergi dan menyuruh dia untuk bersiap-siap, saya pun pergi bersiap-siap. Setelah saya selesai mandi saya melihat kaka saya pergi tergesa-gesa, saya pikir dia sedang disuruh papa saya untuk beli makan karena biasanya papa saya menyuruh kami untuk membeli

SUDUT MEMORI

   Bagaimanakah Kabarmu di ruang sendiri? Singgah-kah kamu ke  sudut memori , ruang dimana pernah ada kita? Ingatkah kamu,  awal perkenalan kita? , perkenalan yang dimulai dengan sebuah pesan berisi kata “Konnichiwa”, yang singkat namun mengukir senyuman. Berawal dari  satu pesan  singkat hingga berakhir di  enam ribu enam ratus lima puluh delapan (6658) pesan. Ingatkah kamu,  selalu mengirim pesan  disekitar  jam 8 pagi ?. “Pagi”, “Bangun”, “Sayang”, “Kerja Yang”, “Aku sudah di Kantor”.  Kini, hilang meninggalkan candu. Ingatkah kamu,  selalu menceritakan  aktifitasmu, temanmu, keseruanmu bermain games,  mengirimkan foto-foto  apa yang sedang kamu lakukan, lokasi kamu berada, dan apa yang kamu makan?.  Kini, aku hanya menerka-nerka . Ingatkah kamu,  selalu bertanya  di setiap hari libur  “weekend ini kamu ngapain?”, “liburan kamu di rumah aja?”. Lalu kamu  selalu menawarkan diri untuk berjumpa , tak peduli jarak kita yang jauh, tak peduli seberapa lelahnya kamu, kamu selalu akan hadir